Konon, dalam pandangan Tradisional dalam Biologi, hanya ada dua jenis mahluk hidup, hewan dan tumbuhan, lalu pertanyaan besarnya adalah “Kita ini, manusia, adalah apa?”. Menurut para ahli, kita sebenarnya adalah hewan karena kita berbagi cirri-ciri fisiologis yang sama dengan hewan-hewan mamalia tingkat tinggi (primata), kita menunjukkan ciri-ciri psikologis dan fisiologis yang sama dengan para hewan dibandingkan dengan tumbuhan (kita berburu makanan dan mencari pasangan, bukan merunduk mengikuti arah matahari atau menunggu ada lalat buah yang menyebarkan benih-benih kita.).
Dengan semakin cerdasnya masyarakat, kita berpikir dengan lebih elegan,kita tidak mau lagi disebut berasal dari monyet (sama halnya kalau ada seseorang yang memanggil anda “Hei Monyet!!”), kita semakin berupaya mencari faktor-faktor yang bisa benar-benar membedakan kita dan mereka (para kera dan para penganut Neo-Darwinisme).
NAH, dengan pemikiran gemilang saya akan mengetengahkan faktor-faktor itu kepada anda. Faktor-faktor yang membuat why a man is called man.
Pertama yang membedakan kita dari monyet adalah kemampuan berbahasa dan berbicara sekaligus, secara default manusia dianugrahi kemampuan untuk berbahasa dan berbicara. Berbahasa tidak sama dengan berbicara, berbahasa berarti mampu berkomunikasi dengan menggunakan suatu jenis bahasa yang dikenali secara universal oleh suatu komunitas, dan berbicara tentu saja berarti berbicara. Dulu kita percaya bahwa berbahasa dan berbicara adalah hak eksklusif bagi manusia, namun berkat penelitian secara bertahun-tahun kita sadar, hewan mampu berbahasa dan berbicara, namun secara parsial.
Berarti Jelaslah salah satu distinctive factor antara kita dan hewan adalah kemampuan berbahasa dan berbicara secara tak terpisahkan.
Satu lagi faktor pembeda antara manusia dan kera adalah fitur yang dimiliki manusia untuk mampu berjalan di atas dua kaki (bipedality) secara sempurna. Kera mampu berjalan di atas dua kaki namun dengan cara yang aneh, kera mengayunkan tungkai bagian atas secara bergantian dan menyangga berat dengan “lengan” mereka sebelum mengayunkan langkah kaki.
Hanya manusialah yang mampu berjalan dan berdiri dengan tegak, dan itulah yang penting.
Ingatlah, manusia purba paling awal adalah Phitecanthropus Erectus, dan manusia moderen paling awal adalah Homo Erectus, jadi what make a man is a man adalah Erectus yang dapat diartikan sebagai berdiri tegak. Intinya Man is a Man when He able to Erected.
1 komentar:
Gw heran, kenapa kesimpulannya selalu konyol, KONYOL loh bukan yang lain...
yah, baca-baca buat rileks boleh lah..
chaikal.
Posting Komentar