Senin, 09 Juni 2008

What Make a Man is a Man?

Konon, dalam pandangan Tradisional dalam Biologi, hanya ada dua jenis mahluk hidup, hewan dan tumbuhan, lalu pertanyaan besarnya adalah “Kita ini, manusia, adalah apa?”. Menurut para ahli, kita sebenarnya adalah hewan karena kita berbagi cirri-ciri fisiologis yang sama dengan hewan-hewan mamalia tingkat tinggi (primata), kita menunjukkan ciri-ciri psikologis dan fisiologis yang sama dengan para hewan dibandingkan dengan tumbuhan (kita berburu makanan dan mencari pasangan, bukan merunduk mengikuti arah matahari atau menunggu ada lalat buah yang menyebarkan benih-benih kita.).

Para pendukung teori evolusi tentu saja berpendapat kalau manusia berasal dari hewan. Evolusi pada dasarnya berarti proses perubahan dalam jangka waktu tertentu. Dalam konteks biologi modern, evolusi berarti perubahan sifat-sifat yang diwariskan dalam suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sifat-sifat yang menjadi dasar dari evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan pada keturunan suatu makhluk hidup. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen oleh mutasi, transfer gen antar populasi, seperti dalam migrasi, atau antar spesies seperti yang terjadi pada bakteria, serta kombinasi gen mealui reproduksi seksual. Pada 1859, Charles Darwin menerbitkan "On the Origin of Species by means of Natural Selection", yang menyajikan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa kehidupan telah berevolusi sepanjang sejarahnya dan bahwa mekanisme yang menyebabkan terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Walaupun dalam buku tersebut Darwin tidak terang-terangan menyebutkan bahwa manusia adalah berasal dari kera, namun para pendukung teori evolusi ini (disebut Neo-Darwinisme) tetap bersikeras kalau manusia berasal dari kera (ini mungkin disebabkan karena para penganut Neo-Darwinisme ini terlalu sering bercermin).

Dengan semakin cerdasnya masyarakat, kita berpikir dengan lebih elegan,kita tidak mau lagi disebut berasal dari monyet (sama halnya kalau ada seseorang yang memanggil anda “Hei Monyet!!”), kita semakin berupaya mencari faktor-faktor yang bisa benar-benar membedakan kita dan mereka (para kera dan para penganut Neo-Darwinisme).

NAH, dengan pemikiran gemilang saya akan mengetengahkan faktor-faktor itu kepada anda. Faktor-faktor yang membuat why a man is called man.

Pertama yang membedakan kita dari monyet adalah kemampuan berbahasa dan berbicara sekaligus, secara default manusia dianugrahi kemampuan untuk berbahasa dan berbicara. Berbahasa tidak sama dengan berbicara, berbahasa berarti mampu berkomunikasi dengan menggunakan suatu jenis bahasa yang dikenali secara universal oleh suatu komunitas, dan berbicara tentu saja berarti berbicara. Dulu kita percaya bahwa berbahasa dan berbicara adalah hak eksklusif bagi manusia, namun berkat penelitian secara bertahun-tahun kita sadar, hewan mampu berbahasa dan berbicara, namun secara parsial. Ada yang hanya bisa berbicara dan ada yang hanya mampu berbahasa saja. Burung beo mampu berbicara, tapi tidak mampu berbahasa. Sebaliknya Kera mampu berbahasa tapi tidak mampu berbicara. Pasangan suami istri (kurang kerjaan) membesarkan seekor bayi simpanse seperti anak manusia dan mencoba mengajarinya berbicara, namun selama 6 tahun si simpanse hanya bisa menguasai 4 suku kata saja. Pengamatan lebih lanjut membuktikan bahwa walaupun tak mampu berbicara namun simpanse mampu berbahasa, dan pada bulan Juni tahun 1966 seekor simpanse telah berhasil diajari berkomunikasi dengan American Sign Language.

Berarti Jelaslah salah satu distinctive factor antara kita dan hewan adalah kemampuan berbahasa dan berbicara secara tak terpisahkan.

Satu lagi faktor pembeda antara manusia dan kera adalah fitur yang dimiliki manusia untuk mampu berjalan di atas dua kaki (bipedality) secara sempurna. Kera mampu berjalan di atas dua kaki namun dengan cara yang aneh, kera mengayunkan tungkai bagian atas secara bergantian dan menyangga berat dengan “lengan” mereka sebelum mengayunkan langkah kaki.

Hanya manusialah yang mampu berjalan dan berdiri dengan tegak, dan itulah yang penting.

Ingatlah, manusia purba paling awal adalah Phitecanthropus Erectus, dan manusia moderen paling awal adalah Homo Erectus, jadi what make a man is a man adalah Erectus yang dapat diartikan sebagai berdiri tegak. Intinya Man is a Man when He able to Erected.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Gw heran, kenapa kesimpulannya selalu konyol, KONYOL loh bukan yang lain...

yah, baca-baca buat rileks boleh lah..

chaikal.

Posting Komentar