Dahulu kala, saat manusia masih disebut manusia purba (suatu atribut yang diberikan oleh penganut teori evolusi), kehidupan berjalan dengan santai. Mereka walaupun demikian santai, tetap saja kini terbukti menorehkan sejarah-sejarah penting bagi kita para manusia modern. Mereka terus 'berevolusi' meskipun belum pernah bertemu Charles Darwin. Mereka adalah para inventor yang hebat.
Saat bosan hidup nomaden karena lelah dikejar-kejar macan sabertooth dan takut terinjak mastodon dikala tidur di padang terbuka diwaktu malam, mereka menemukan cara hidup baru, yang kemudian dikenal dengan cara hidup semi nomaden. Mereka tak lagi berpindah-pindah dengan seenaknya dan mulai agak menetap.
Tapi itu menimbulkan masalah baru lagi, dengan semi nomaden ternyata populasi membengkak, dinginnya malam, dan ruang yang tertutup untuk tidur di waktu malam ternyata meningkatkan populasi secara signifikan, namun para inventor saat itu masih belum bisa mengubah getah karet menjadi alat kontrasepsi.
Akhirnya manusia hidup menetap. Hidup menetap menghasilkan serangkaian improovement lagi bagi manusia. Pemerintahan, demokrasi, lalu kemudian korupsi, lalu militer dan teknologi militer, dan teori ekonomi sederhana.
Ekonomi tentu saja menghasilkan pengangguran dan para penganggur menciptakan terminologi "waktu luang" sebagai kata cukup baik untuk menggambarkan keadaan mereka tapi tidak melukai harga diri mereka sendiri.
Waktu terus berjalan dan para penganggur ternyata telah berhasil membuat kata "waktu luang" mengalami ameliorasi. Kini orang-orang yang bekerja pun ingin memiliki "waktu luang", padahal dulu orang-orang yang memiliki "waktu luang"lah yang ingin bekerja.
Tapi "waktu luang" ternyata dilematis, mereka yang kini bertambah cerdas mulai berpikir, "apa yang kita lakukan di waktu luang?". Dulu saat masih semi nomaden saat tak ada teori ekonomi, tak ada yang menganggur, berarti tak ada "waktu luang", kini apa yang harus dilakukan saat ada "waktu luang".
Kaum pagan menggunakan waktu luang untuk membuat patung dan menyembahnya, lahirlah animisme dan dinamisme. Orang-orang Yahudi menggunakan waktu luang mereka untuk membangun piramid di mesir, lalu mencari jalan pulang ke jerusalem, dan saat telah tiba di jerusalem mereka menemukan cara baru mengisi "waktu luang", mengejar dan membunuh para nabi.
Orang-orang biasa mengisi "waktu luang" dengan membuat kerajinan. Suatu hari seorang pengrajin menemukan bentuk yang unik, bentuk melingkar tanpa sudut yang disebut "bola". Orang-orang yang kagum memperebutkan bola itu dan lahirlah olahraga.
Sisanya mengisi "waktu luang" dengan memperebutkan wanita dan lainnya menulis drama tentang perebutan wanita itu dan kini ia dikenal sebagai pujangga besar. Saat raja dua negara berebut wanita maka terjadilah perang, biasanya wanita yang diperebutkan bernama "ibu pertiwi".
Namun banyak orang yang tak seberuntung orang-orang tadi, mereka punya "waktu luang" tapi tidak memiliki aktifitas untuk mengisinya, mereka tidak membuat patung, mengejar-ngejar para nabi, memperebutkan bola, memperebutkan wanita, atau berperang.
Mereka ingin meniru aktivitas-aktivitas itu namun tidak ingin benar-benar melakukannya, maka ribuan tahun kemudian di abad ke 20 lahirlah game konsol.
Entah apa yang mereka lakukan selama ribuan tahun sebelum ada konsol game, namun kini konsol game menjadi sarana pengisi "waktu luang".
Konsol game pertama mungkin adalah Atari, lalu Nintendo, saya tidak tahu secara persis mana yang duluan karena saya buta akan hal ini. Lalu game-game rumahan pertama yang dirilis adalah 'Pong'. Pong adalah bagi mereka yang ingin main ping-pong tanpa harus benar-benar bermain ping-pong. Lalu 'Space Invaders' untuk mereka yang ingin turut serta berperang melawan alien namun enggan bergabung dengan NASA.
bersambung.. Baca Game 2: the sequel
Kamis, 31 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar