Sabtu, 29 September 2012

Barbarisme Modern

Kata para ahli, kekerasan adalah ciri orang barbar. Secara ilmiah, kecenderungan berbuat kekerasan datang dari level genetik manusia. Menurut para pakar neurosciences, suatu ilmu yang tidak saya kuasai, di dalam otak manusia bersemayam dorongan-dorongan basic yang menjadi sifat dasar manusia.

Rasa lapar, marah, dan ingin berhubungan seks adalah beberapa diantaranya. Saat kita masih menjadi hunter dan gatherer di zaman batu dulu, dorongan-dorongan ini lah yang mendominasi perilaku manusia.

Para hunter (pemburu) yang semuanya pria (waktu itu belum ada emansipasi wanita dan isyu-isyu feminisme) sangat mengandalkan dorongan primitif ini. 

Dorongan ini mengarahkan mereka untuk menyerang atau untuk lari, mendorong perilaku agresif di perburuan, perang antar goa, dan hubungan sosial di dalam goa dengan para gatherer.

 Insting dasar hadapi atau lari ini pun diadopsi oleh para gatherer (yang hampir semuanya wanita) saat dorongan berkembangbiak para hunter mendadak timbul. Hadapi atau lari.

 Singkatnya di masa itu, benak manusia yang belum banyak terisi oleh hal-hal yang lebih modern (seperti handheld mobile atau mobil listrik berbentuk ferari) sangat di derive oleh dorongan primitif.

 Di masa itu sering terjadi perang suku yang diawali oleh penyebab yang sepele, berebut tempat berburu, berebut mata air, berebut gatherer tercantik, sampai sebab klise: semua penghuni goa tetangga adalah musuh. Ironisnya justru sebab klise ini lah yang lantas menjadi pemicu dominan perang antar goa. Berperang karena tradisi. Kalau dipikir-pikir barbar sekali kan.

 Sama seperti budaya-budaya barbar yang berhasil melewati skala evolusi ke zaman modern (seperti berkata-kata kasar, berpakaian sangat terbuka, dan tidak memakai helm saat berkendara), kekerasan berdasar tradisi pun menemukan jalannya ke komunitas orang-orang berbudaya modern.

 Di negara kita ini, kekerasan antar golongan bukanlah hal yang aneh. Alasan untuk bertikai dengan kelompok lain selalu saja ada dan diada-adakan. Isyu SARA, strata sosial, di sisi sebelah rel kereta mana anda tinggal, sampai beda angka di belakang tulisan SMA anda.

 Tawuran antar SMA sebenarnya hal yang konyol, alih-alih ikut ekskul, bimbel, atau menjadi fans Sm*ash dan JKT48, selalu saja ada sekelompok pemuda harapan bangsa yang lebih memilih saling memerangi kelompok lainnya. Dengan kualitas pertarungan yang sama dengan nenek moyang kita di zaman batu, sudah bisa dipastikan kalau banyak korban yang akhirnya jatuh, entah itu karena tersandung, terpeleset, atau karena pukulan dan sabetan si musuh bebuyutan. 

Nah, di tengah berita tawuran pelajar yang sedang naik daun ini. Mahasiswa-go.blog ikut prihatin. Tapi tidak hanya prihatin, kami juga menawarkan solusi yang sangat brilian:

 1. Karena menyadari kalau kompetitivitas dan rivalitas di kalangan siswa SMA sangat tinggi, kami menyarankan agar segala bentuk persaingan dan ribut-ribut tetap ada. Tapi dilakukan dengan cara-cara yang lebih modern, misalnya dengan game online yang memungkinkan pesertanya membacok siswa lain secara virtual.

Cara ini telah dibuktikan keberhasilannya oleh facebook, yang memindahkan dorongan primitif mencorat-coret di dinding goa, menjadi mencorat-coret di wall timeline.

 2. Mengadakan pertukaran pelajar. 50 persen siswa sekolah A dipindahkan ke rivalnya (sekolah B). Hal ini pasti akan mengurangi tawuran antar sekolah, tapi memiliki efek samping meningkatkan tawuran intra sekolah. 

3. Memutar lagu-lagu boyband di sekolah beserta vido klipnya. Riset membuktikan terlalu banyak ter-exposure oleh sekelompok pria muda yang bernyanyi riang sambil nge-dance, bisa mengurangi kecenderungan berbuat kasar (sekaligus mereduksi maskulinitas siswa pria).

 4. Meningkatkan motivasi siswa untuk meraih masa depan. Kalau selalu mendapatkan doktrin dan kesan kalau masa depan itu sulit dan suram, siswa-siswa enggan bertahan hidup sampai ke masa depan. Mereka lebih baik mati muda terkena hantaman kepala sabuk atau mati2 mengenaskan lain di tengah tawuran.

Sisanya berharap menghadapi masa depan yang sulit di dalam penjara dimana makan dan sewa kamarnya gratis. Maka itu motivasilah siswa dengan menceritakan kalau masa depan itu indah, dan penuh harapan.

 Nah itulah yang saat ini bisa dilakukan oleh mahasiswa go.blog, memotivasi: Waktu SMA adalah masa-masa paling indah, dimana kita bisa berbohong pada guru dan menanti pacar sambil menonton semut-semut merah yang berbaris di dinding. Ingatlah lebih baik menjadi mahasiswa go.blog yang lama lulusnya daripada mati tawuran di waktu SMA.

Rabu, 03 Agustus 2011

Peri Bahasa Bahasa Peri

Nenek moyang kita yang konon katanya seorang pelaut itu ternyata tak hanya mempunyai pedang panjang, tapi juga memiliki sepasang sepatu boot, jadi jalannya bunyi prok prok prok.

Tapi bukan itu yang akan saya bahas mengenai nenek moyang kita, bukan mengenai pedang atau sepatunya. Sejak dulu, sepertinya nenek moyang kita ini cerdas. Lihatlah peninggalan-peninggalannya, candi, arca, keris, semuanya menunjukkan kalau mereka sangat berbudaya dan sangat cerdas.

Menurut mereka yang percaya dengan Charles Darwin, nenek moyang kita bahkan lebih cerdas, dulu katanya Orang Jawa (baca: Megantropus Paleo Javanicus) telah bisa menggunakan perkakas batu yang canggih. Tapi bagi saya yang tidak percaya nenek moyang saya adalah monyet mutan yang bersenjata kapak batu, Candi adalah contoh representatif kecerdasan nenek moyang kita.

Di masa kerajaan kuno, para arsitek bisa membangun candi-candi yang sampai kini masih bertahan. Mereka membangunnya tanpa bantuan traktor, hanya dengan menggunakan para pekerja yang tidak minum rasa-rasa. Bahkan konon ada yang membangun candi hanya dalam satu malam, bayangkan, candi satu malam oh indahnya....

Selain itu saya juga memiliki bukti lain yang menunjukkan kalau pola pikir nenek moyang kita dulu sudah sangat canggih, bahkan lebih maju daripada zamannya. Nah melalui fakta-fakta linguistik saya akan menjelaskan bukti-bukti bahwa pikiran nenek moyang kita dulu sangat maju.

Baiklah, saya akan menjelaskannya cepat-cepat. Bukti linguistik yang saya singgung tadi adalah Peribahasa. Menurut logika saya, Peribahasa berasal dari dua kata Peri dan Bahasa, dengan melihat dari dua kata itu saya menyimpulkan kalau pastilah dulu kata "Peri Bahasa" disebut "Bahasa Peri".

Nah, bahasa peri menunjukkan kalau peribahasa adalah kata-kata yang sangat canggih, sama seperti peri-peri di film LOTR (elf).

Sejak SD kita telah diajari mengenai peribahasa, peribahasa itu sendiri adalah kata-kata perumpamaan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Tak ada yang tau siapa yang sebenarnya mencetuskannya pertama kali. Peribahasa pun sepertinya bersifat open source dengan public license, toh bayak peribahasa terkenal yang tidak ada hak patennya.

Yang jelas perinahasa sudah ada sejak lama. Saya ambil contoh, peribahasa "Ada gula ada semut" pastilah telah ada sejak manusia mengenal gula, begitu juga dengan peribahasa "Sedia payung sebelum hujan" yang pasti dikenal manusia sebelum ada prakiraan cuaca.

Singkat kata, berikut adalah beberapa peribahasa yang menunjukkan pola pikir canggih bangsa kita di masa lalu:


"Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui"
Peribahasa di atas menunjukkan kalau sejak dahulu kala bangsa kita telah mengenal prinsip-prinsip pelayaran modern dan konsep fisika sederhana. Terutama mengenai konsep energi kinetik. Begini, misalkan anda sedang naik sepeda, tentunya kan anda tidak harus setiap saat mengayuh pedal, setelah beberapa kali mengayuh karena tentunya sepeda anda akan maju dengan sendirinya, itulah tandanya sepeda yang bergerak memiliki energi kinetik.

Peribahasa tadi menunjukkan kalau konsep energi kinetik telah dipahami oleh nenek moyang kita, jadi nenek moyang kita yang seorang pelaut itu tak harus merengkuh dayung berkali-kali untuk melewati dua tiga pulau sekaligus.

"Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya akan jatuh juga"
Peribahasa ini menunjukkan pemahaman nenek moyang kita terhadap statistik & probabilitas. Probabilitas suatu kejadian adalah angka yang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian. Nilainya di antara 0 dan 1. Kejadian yang mempunyai nilai probabilitas 1 adalah kejadian yang pasti terjadi atau sesuatu yang telah terjadi, dan nilai 0 berarti tidak mungkin terjadi.

Jadi jika kita melempar-lempar dadu bersisi 6 selalu ada saja peluang untuk mendapat angka lima (probabilitas diantara 0 dan 1), tapi sampai kapanpun anda tidak akan mendapat angka tujuh (probabilitas 0). Begitu juga dengan tupai, sepandai-pandainya ia melompat pastilah ada peluang untuk jatuh.

Peluang tupai jatuh saya kira cukup tinggi, tidak seperti peluang seekor kucing untuk jatuh tersandung saat berjalan (saya kira pasti peluangnya mendekati nol).

"Serigala berbulu domba"
Artinya nenek moyang kita telah mengenal konsep rekayasa genetika. Mereka telah membuka mata mengenai adanya kemungkinan gen serigala dengan bulu seperti domba. Konsep rekayasa genetika ini terus berkembang seiring waktu, sehingga bukan hanya serigala berbulu domba saja yang bisa kita temukan tapi juga Buah semangka berdaun sirih.

"Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak"
Peribahasa ini menyiratkan kalau nenek moyang kita telah mengenal alat optik & prinsip-prinsip kerjanya. Memang benar kalau kita meletakkan benda besar (seperti misalnya gajah) di depan sebuah alat optik, maka melalui alat optik itu kita tak akan bisa melihat apapun!

Di sisi lain, jika kita menyusun lensa-lensa seperti pada teropong maka kita akan bisa melihat benda yang jauh sekalipun, misalkan yang berada di seberang lautan. Kini di masa moderen ini kita tak lagi menggunakan teropong, tapi dengan menggunakan pencitraan satelit seperti misalnya google maps kita bisa melihat dengan jelas keadaan di seberang lautan, ya kecuali jika layar monitor anda terhalang oleh seekor gajah.



Menakjubkan bukan, maka berbanggalah sebagai orang Indonesia karena nenek moyang kita sudah sangat maju, bahkan lebih maju dari anda. Buktinya mereka bisa membuat peribahasa dan anda tidak....




Kamis, 14 Juli 2011

Lalu Lintas Lintas Lalu

Bagi anda yang tinggal atau bekerja di Jakarta, masalah lalulintas dalam kota tentu sering mengganggu anda. Pagi, siang dan petang selalu macet, nyaris tidak ada ruas jalan yang lepas dari kemacetan. Terlebih jika musim hujan tiba dan banjir.

Hal ini sepertinya sulit dihindari mengingat Jakarta adalah Ibu Kota negara. Laju urbanisasi dan frekuensi mobilitas commuter menyebabkan kemacetan, belum lagi hal-hal lain, menurut pengamatan Mahasiswa GoBlog hal-hal berikut inilah yang menyebabkan kemacetan di Jakarta

  1. Pola penggunaan jalan
  2. Jumlah kendaraan di jalan raya
  3. Teori ekonomi Keynesian
  4. Kurangnya sarana transportasi massa
Mari kita telaah satu per satu:
  1. Pola penggunaan jalan di Jakarta kurang tepat, di Jakarta jalan raya bukan hanya sebagai prasarana transportasi. Jalan biasanya digunakan sebagai tempat berjualan, tempat parkir, tempat berkelahi, tempat buang air kecil (bahkan besar), bahkan tempat mencari 'client'. Penggunaan jalan yang tidak tepat itu akan menyebabkan kemacetan, belum lagi jika ada kecelakaan, banyak orang yang melambatkan laju kendaraan hanya sekedar untuk menonton, bukan membantu.
  2. Jumlah kendaraan di jalan raya sebenarnya sudah Overload. Jalanan tidak bisa diperlebar tetapi kendaraan yang melintasinya bertambah banyak. Dengan demikian kendaraan menjadi berjubel-jubel di jalan raya.
  3. Teori ekonomi Keynesian cukup mendorong kemacetan di Jakarta. Seperti yang kita ketahui penganggur di Jakarta ini banyak. Maka (tampaknya) pemerintah mencoba mengatasinya dengan Keynesian. Kata Keynes: jika di masyarakat ada banyak penganggur, suruh setengahnya menggali lubang di jalan dan setengahnya lagi menutup lubang itu. Hal ini dipraktekkan secara harfiah di Jakarta. Setiap bulan ada saja galian, galian PLN, Telkom, pipa air bocor, dan banyak hal lain. Sesuai kata Keynes, yang menggali bukanlah yang menutup, jadi banyak galian yang terbengkalai (ditutup seadanya) dan menyebabkan kemacetan.
  4. Kurangnya sarana transportasi masa yang memadai. Busway sebenarnya sudah cukup baik sebagai transportasi bebas macet. Busway dengan brilian telah memindahkan kemacetan di seluruh badan jalan menjadi hanya ke 60%an ruas jalan (yang bukan jalur busway). jadi kemacetan tetap ada tapi bukan bagi pengguna busway. Busway juga mengalihkan kemacetan di jalan ke shelter-shelter busway, terutama yang menjadi halte transit, setiap pagi dan petang ribuan orang berjubel menunggu mendapat bus. Sementara itu, Monorail, Waterway, dan yang lainnya belum kunjung terealisasi.
Nah, kali ini Mahasiswa.GoBlog memiliki solusi yang brilian untuk mengatasinya. Untuk mengatasi kemacetan, kami memperkenalkan konsep transportasi massa paling modern yang bukan hanya mampu mengatasi kemacetan, tapi juga mampu mengatasi masalah banjir, pengairan, dan sanitasi kota.

SiHT Way TransBatavia

SiHT (Synergetic Hoover Transportation) Way adalah solusi dari kemacetan di perkotaan yang mengutilitaskan sarana pembuangan kotoran dalam kota. Pelanggan SiHT Way akan mendapatkan banyak benefit diantaranya:
  • Bebas macet, dengan menggunakan SiHT anda tidak akan terjebak macet
  • Bebas dari udara yang terkontaminasi asap kendaraan
  • Murah
  • Mandi air panas gratis: setiap shelter SiHT Way dilengkapi dengan free shower.
Berikut skema kerja SiHT Way:
















SiHT Way akan menghubungkan saluran pembuangan di Kamar Mandi anda ke Shelter SiHT Way. Caranya mudah, dengan toilet khusus (disediakan bagi member) anda bisa mem-flush diri anda ke dalam saluran "Local Sewage Line Warp Drive", di dalamnya anda tak peru berenang karena akan terdorong akibat efek flush dari toilet anda. Di Setiap Shelter anda bisa menunggu hoover bus dengan nyaman bebas dari asap kendaraan yang biasanya mengganggu saat anda menunggu di halte bis biasa.

Hoover Bus akan mengantarkan anda langsung ke shelter-shelter yang dekat dengan business district tanpa ada hambatan macet, tak ada lagi motor atau mobil yang bisa mencuri-curi masuk jalur anda. Anda pun tak perlu khawatir bosan di dalam bis, selain melewati jalur subway di gorong-gorong pembuangan kota, SiHT akan membawa anda bertualang melewati banjir kanal, jalur waterway, tak lupa anda juga bisa menikmati river view di kali Ciliwung.

Di setiap Shelter disediakan free hot shower, jila saja anda memutuskan untuk mandi lagi agar lebih segar sampai di kantor. Di setiap shelter juga akan disediakan one day service laundry jika anda ingin mencuci baju anda untuk nanti anda pakai lagi untuk ber-snorkel kembali ke kamar mandi rumah anda.

Hoover bus sendiri sangatlah hemat lingkungan. Hoover bus beroprasi menggunakan bio gas yang merupakan bahan bakar organik terbarukan yang aman bagi lingkungan.

Value Added

Cara yang cerdas kan, tapi bukan itu saja yang ditawarkan oleh SiHT Way. SiHT way juga akan bermitra dengan restoran waralaba fast food untuk memberikan jasa delivery.
















Pesanan anda akan tiba tepat waktu dan dengan menggunakan SiHT Way Delivery System. Service ini gratis bagi member tahunan. Jadi anda tak perlu pikir-pikir dua kali jika lapar di tengah malam atau di tengah hujan lebat. Makanan anda akan langsung diantarkan ke Kamar Mandi anda.


Nah Itulah solusi kemacetan dari Mahasiswa.GoBlog. Saya tahu setiap rencana pasti memiliki pro dan kontra, namun jika opsi tersebut masih saja tidak berhasil mengatasi kemacetan maka saya masih punya satu lagi solusi.

Solusi ini akan menghapuskan kemacetan dari Jakarta. Yaitu dengan menghapuskan istilah "Kemacetan Lalu lintas" dan menggantinya dengan menganggap jalan yang macet sebagai "Parking Way". Karena semua kendaraan di jalan yang tak bergerak dianggap "Parkir" maka pemda bisa menagih retribusi parkir secara berkala kepada pengguna jalan yang terkena macet. Nah kelak pengguna kendaraan yang malas membayar retribusi parkir di tengah jalan akan malas membawa mobil lagi dan beralih ke SiHT Way Trans Batavia sehingga kemacetan akan benar-benar hilang dari Jakarta.