Kamis, 31 Juli 2008

Game : Beyond Reality

Dahulu kala, saat manusia masih disebut manusia purba (suatu atribut yang diberikan oleh penganut teori evolusi), kehidupan berjalan dengan santai. Mereka walaupun demikian santai, tetap saja kini terbukti menorehkan sejarah-sejarah penting bagi kita para manusia modern. Mereka terus 'berevolusi' meskipun belum pernah bertemu Charles Darwin. Mereka adalah para inventor yang hebat.

Saat bosan hidup nomaden karena lelah dikejar-kejar macan sabertooth dan takut terinjak mastodon dikala tidur di padang terbuka diwaktu malam, mereka menemukan cara hidup baru, yang kemudian dikenal dengan cara hidup semi nomaden. Mereka tak lagi berpindah-pindah dengan seenaknya dan mulai agak menetap.

Tapi itu menimbulkan masalah baru lagi, dengan semi nomaden ternyata populasi membengkak, dinginnya malam, dan ruang yang tertutup untuk tidur di waktu malam ternyata meningkatkan populasi secara signifikan, namun para inventor saat itu masih belum bisa mengubah getah karet menjadi alat kontrasepsi.

Akhirnya manusia hidup menetap. Hidup menetap menghasilkan serangkaian improovement lagi bagi manusia. Pemerintahan, demokrasi, lalu kemudian korupsi, lalu militer dan teknologi militer, dan teori ekonomi sederhana.

Ekonomi tentu saja menghasilkan pengangguran dan para penganggur menciptakan terminologi "waktu luang" sebagai kata cukup baik untuk menggambarkan keadaan mereka tapi tidak melukai harga diri mereka sendiri.

Waktu terus berjalan dan para penganggur ternyata telah berhasil membuat kata "waktu luang" mengalami ameliorasi. Kini orang-orang yang bekerja pun ingin memiliki "waktu luang", padahal dulu orang-orang yang memiliki "waktu luang"lah yang ingin bekerja.

Tapi "waktu luang" ternyata dilematis, mereka yang kini bertambah cerdas mulai berpikir, "apa yang kita lakukan di waktu luang?". Dulu saat masih semi nomaden saat tak ada teori ekonomi, tak ada yang menganggur, berarti tak ada "waktu luang", kini apa yang harus dilakukan saat ada "waktu luang".

Kaum pagan menggunakan waktu luang untuk membuat patung dan menyembahnya, lahirlah animisme dan dinamisme. Orang-orang Yahudi menggunakan waktu luang mereka untuk membangun piramid di mesir, lalu mencari jalan pulang ke jerusalem, dan saat telah tiba di jerusalem mereka menemukan cara baru mengisi "waktu luang", mengejar dan membunuh para nabi.

Orang-orang biasa mengisi "waktu luang" dengan membuat kerajinan. Suatu hari seorang pengrajin menemukan bentuk yang unik, bentuk melingkar tanpa sudut yang disebut "bola". Orang-orang yang kagum memperebutkan bola itu dan lahirlah olahraga.

Sisanya mengisi "waktu luang" dengan memperebutkan wanita dan lainnya menulis drama tentang perebutan wanita itu dan kini ia dikenal sebagai pujangga besar. Saat raja dua negara berebut wanita maka terjadilah perang, biasanya wanita yang diperebutkan bernama "ibu pertiwi".

Namun banyak orang yang tak seberuntung orang-orang tadi, mereka punya "waktu luang" tapi tidak memiliki aktifitas untuk mengisinya, mereka tidak membuat patung, mengejar-ngejar para nabi, memperebutkan bola, memperebutkan wanita, atau berperang.

Mereka ingin meniru aktivitas-aktivitas itu namun tidak ingin benar-benar melakukannya, maka ribuan tahun kemudian di abad ke 20 lahirlah game konsol.

Entah apa yang mereka lakukan selama ribuan tahun sebelum ada konsol game, namun kini konsol game menjadi sarana pengisi "waktu luang".

Konsol game pertama mungkin adalah Atari, lalu Nintendo, saya tidak tahu secara persis mana yang duluan karena saya buta akan hal ini. Lalu game-game rumahan pertama yang dirilis adalah 'Pong'. Pong adalah bagi mereka yang ingin main ping-pong tanpa harus benar-benar bermain ping-pong. Lalu 'Space Invaders' untuk mereka yang ingin turut serta berperang melawan alien namun enggan bergabung dengan NASA.

bersambung.. Baca Game 2: the sequel

Game 2: The Sequel

Game 2: The Sequel
ingat sebelum baca artikel ini baca dulu game:Beyond Reality

... Sampai mana tadi, ohya..
Nintendo lalu membuat game yang lebih realistis, yaitu tentang tukang ledeng yang berusaha mengusir binatang reptil di saluran air penuh jamur untuk menyenangkan seorang wanita. Kalau tak salah game itu berjudul 'Mario'.

Dunia konsol game berkembang dari 8 bit, ke 16 bit, 32, 64, 128 bit lalu ke era Playstation 2 dan 3. PC game pun tak mau kalah, game2 di PC meraih 100% pangsa pasar untuk dimainkan di Komputer Pribadi.

Lalu developer game belajar mengenai satu hal penting, 'kompetitivitas'. Dari sejak para raja kuno berebut ibu pertiwi dan rakyat mereka berebut wanita, ada satu hal yang bisa dijadikan persamaan yaitu kompetitivitas dan rivalritas. Memang tak semua orang berambisi jadi juara, namun tak ada juga orang yang ingin kalah. Para pengembang game pun ingin membuat game dimana para pemainnya benar-benar bersaing satu dengan lainnya, lahirlah multiplayer game dan kemudian online game.

Kini kita berada di suatu masa yang saya beri nama 'post period of direct rivalry', dimana orang-orang tidak lagi menyelesaikan rivalritas mereka secara langsung. Masa ini jelas masanya game online, dimana rivalry tersebut akan disalurkan ke sana melalui dunia maya.

Di awal abad 21 ini game telah berkembang, macam-macam game pun tersedia di pasaran, tentu saja ada game tentang perang, para veteran PD II bisa kembali merasakan manisnya membantai pasukan NAZI melalui game, sayangnya para veteran NAZI tidak pernah bisa menemukan game untuk merasakan kembali manisnya membunuhi orang-orang Yahudi. Game olahraga pasti juga ada, sepak bola, tenis, basket, bahkan golf, catur, dan bridge, kalau itu bisa disebut sebagai olahraga.

Bahkan ada game tentang cinta dimana si gamer memainkan skenario untuk meraih hati seorang wanita dalam game, konon sulit membuat AI untuk game cinta ini, padahal Paul McCartney bilang "yesterday love was an easy game to play".

Tapi entah, mana yang nyata mana yang tidak, konon katanya para jendral di pentagon ternyata menyusun serangan ke Irak dengan suatu software komputer yang sekilas tampak seperti game Real Time Strategy. Dengan software itu mereka bisa 'Memimpin' dan 'Menaklukkan' tentara lawan dengan tetikus komputer mereka. Terdengar seperti game RTS klasik bukan?

ke-blur-an antara nyata dan tidak terlihat juga di dunia game online, rivalritas di dunia maya sering dibawa ke dunia nyata dan sebeliknya. Jangan-jangan Bush sering bermain online game melawan orang-orang Iran.

Nah itulah gambaran dunia game yang terus berevolusi, tidak terbayang kan kalau akar dari dunia game sebenarnya ada pada diri kita sendiri.
Dahulu kala, saat manusia masih disebut manusia purba (suatu atribut yang diberikan oleh penganut teori evolusi), kehidupan berjalan dengan santai. Mereka walaupun demikian santai, tetap saja kini terbukti menorehkan sejarah-sejarah penting bagi kita para manusia modern. Mereka terus 'berevolusi' meskipun belum pernah bertemu Charles Darwin. Mereka adalah para inventor yang hebat.

Saat bosan hidup nomaden karena lelah dikejar-kejar macan sabertooth dan takut terinjak mastodon dikala tidur di padang terbuka diwaktu malam, mereka menemukan cara hidup baru, yang kemudian dikenal dengan cara hidup semi nomaden. Mereka tak lagi berpindah-pindah dengan seenaknya dan mulai agak menetap.

Tapi itu menimbulkan masalah baru lagi, dengan semi nomaden ternyata populasi membengkak, dinginnya malam, dan ruang yang tertutup untuk tidur di waktu malam ternyata meningkatkan populasi secara signifikan, namun para inventor saat itu masih belum bisa mengubah getah karet menjadi alat kontrasepsi.

Akhirnya manusia hidup menetap. Hidup menetap menghasilkan serangkaian improovement lagi bagi manusia. Pemerintahan, demokrasi, lalu kemudian korupsi, lalu militer dan teknologi militer, dan teori ekonomi sederhana.

Ekonomi tentu saja menghasilkan pengangguran dan para penganggur menciptakan terminologi "waktu luang" sebagai kata cukup baik untuk menggambarkan keadaan mereka tapi tidak melukai harga diri mereka sendiri.

Waktu terus berjalan dan para penganggur ternyata telah berhasil membuat kata "waktu luang" mengalami ameliorasi. Kini orang-orang yang bekerja pun ingin memiliki "waktu luang", padahal dulu orang-orang yang memiliki "waktu luang"lah yang ingin bekerja.

Tapi "waktu luang" ternyata dilematis, mereka yang kini bertambah cerdas mulai berpikir, "apa yang kita lakukan di waktu luang?". Dulu saat masih semi nomaden saat tak ada teori ekonomi, tak ada yang menganggur, berarti tak ada "waktu luang", kini apa yang harus dilakukan saat ada "waktu luang".

Kaum pagan menggunakan waktu luang untuk membuat patung dan menyembahnya, lahirlah animisme dan dinamisme. Orang-orang Yahudi menggunakan waktu luang mereka untuk membangun piramid di mesir, lalu mencari jalan pulang ke jerusalem, dan saat telah tiba di jerusalem mereka menemukan cara baru mengisi "waktu luang", mengejar dan membunuh para nabi.

Orang-orang biasa mengisi "waktu luang" dengan membuat kerajinan. Suatu hari seorang pengrajin menemukan bentuk yang unik, bentuk melingkar tanpa sudut yang disebut "bola". Orang-orang yang kagum memperebutkan bola itu dan lahirlah olahraga.

Sisanya mengisi "waktu luang" dengan memperebutkan wanita dan lainnya menulis drama tentang perebutan wanita itu dan kini ia dikenal sebagai pujangga besar. Saat raja dua negara berebut wanita maka terjadilah perang, biasanya wanita yang diperebutkan bernama "ibu pertiwi".

Namun banyak orang yang tak seberuntung orang-orang tadi, mereka punya "waktu luang" tapi tidak memiliki aktifitas untuk mengisinya, mereka tidak membuat patung, mengejar-ngejar para nabi, memperebutkan bola, memperebutkan wanita, atau berperang.

Mereka ingin meniru aktivitas-aktivitas itu namun tidak ingin benar-benar melakukannya, maka ribuan tahun kemudian di abad ke 20 lahirlah game konsol.

Entah apa yang mereka lakukan selama ribuan tahun sebelum ada konsol game, namun kini konsol game menjadi sarana pengisi "waktu luang".

Konsol game pertama mungkin adalah Atari, lalu Nintendo, saya tidak tahu secara persis mana yang duluan karena saya buta akan hal ini. Lalu game-game rumahan pertama yang dirilis adalah 'Pong'. Pong adalah bagi mereka yang ingin main ping-pong tanpa harus benar-benar bermain ping-pong. Lalu 'Space Invaders' untuk mereka yang ingin turut serta berperang melawan alien namun enggan bergabung dengan NASA.

bersambung.. Baca Game 2: the sequel

Sabtu, 26 Juli 2008

Sedikit serius

Akhir-akhir ini tentunya kita sering mendengar hiruk pikuk di media mengenai tingkah polah para wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat. Bapak-bapak di dewan ini kini, menurut berita yang dilansir oleh media, tengah sibuk wara-wiri dan kocar-kacir menghadapi kasus demi kasus yang kini tampaknya terus saja mendera dewan yang terhormat ini.

kasus kasus korupsi terbongkar melalui rekaman hasil penyadapan telpon, yang rekamannya diperdengarkan di ruang-ruang sidang tipikor.

kasus-kasus skandal seks juga terbongkar melalui hasil rekamannya yang beredar di situs situs jejaring di dunia maya dan dalam bentuk video 3gp.

Ironisnya kasus kasus ini terkuak saat pemilu menjadi semakin dekat. Para anggota dewan yang terlibat pun semakin was-was, mereka tentu juga memikirkan bagimana nasib mereka di mata konstituennya saat tertangkap tangan dalam kasus korupsi atau tertangkap basah dalam video 3gp.

Apalagi mereka yang tertangkap tangan dan tertangkap basah sekaligus, seperti contohnya - tanpa menyebut nama - lihatlah suami pedangdut kondang yang kini tengah ramai dibicarakan di media-media. Tokoh yang satu ini, selain tertangkap tangan dalam kasus korupsi juga kini tertangkap basah pernah meminta suapan berupa teman wanita untuk 'bermain'.

walau pemilu menjelang, namun kami di mahasiswa-go.blog tentunya tidak naif dan menganggap skandal-skandal itu akan segera berlalu saja dari DPR. Harta, tahta, dan wanita. Itu semua satu paket bung, atau dengan kata lain, korupsi, DPR, dan skandal seks.

ketiganya adalah masalah sejak dulu, di zaman dulu, tersebutlah kerajaan manchuria di daratan cina.. Kerajaan ini - sama saja dengan kita - pejabatnya korup dan doyan main perempuan. Lalu entah datang darimana, terpikirlah suatu solusi, long story short, maka lahirlah golongan kasim. Sebagian abdi negara di jadikan kasim, dikebiri, secara harfiah. Tujuannya baik, jika korupsi tak bisa hilang setidaknya mereka tidak kagi main perempuan, kasim toh sudah tidak punya lagi nafsu birahi.

Nah, coba bila hal itu diterapkan disini, coba katakan itu pada bapak-bapak yang kini gencar-gencarnya berkampanye terselubung di televisi, jika mereka ogah, bilang saja, loh pak bukankah bapak 'bisa', bukankah 'hidup adalah perbuatan' atau bukankah bapak ,telah mewakafkan sisa hidup bapak.

Nah, kembali lagi ke anggota dewan, jika terus begini, mengingat kemampuan mereka mengamandeman UUD, kami takut amandemen yang tercipta akan berbunyi seperti ini:
Ayatl 1 "Tiap-tiap wakil rakyat berhak dan wajib mendapatkan objek pemuas nafsu seksual"
Ayat 2 "Tiap-tiap wakil rakyat mendapatkan kesempatan yang sama dan sejajar dalam melakukan tindak korupsi"
Ayat 3 "Hal-hal yang meyangkut definisi tindak korupsi dan atau objek pemuas nafsu seksual diatur dalam undang-undang"